Saturday, 3 November 2012

Pengertian dan Cakupan Semantik



Semantik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari segala sesuatu tentang makna. Semantik berada di luar gramatika bahasa yang lain halnya dengan morfologi dan sintaksis yang berada pada tataran gramatika bahasa. Cakupan semantik sangat luas mencakup semua tataran bahasa, baik kata, frase, klausa, kalimat, paragraf, maupun wanaca. Dengan demikian, semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu, bagaimana perkembangannya, dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa.
Semantik dapat menampilkan sesuatu yang abstrak, dan apa yang ditampilkan oleh semantik sekadar membayangkan kehidupan mental pemakai bahasa. Kehidupan mental pemakai bahasa, sangatlah luas yang mempengaruhinya karena pemakai bahasa dapat ditinjau dari dua sisi kehidupannya, yaitu hidup sebagai makhluk individu maupun hidup sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat. Dengan hidup bermasyarakat pemakai bahasa terus berkembang dengan demikian tidaklah mengherankan bila kehidupan mental, isi mental, penampilan mental bahasa berkembang pula.
Selain semantik berhubungan erat dengan kehidupan sosial yang selanjutnya dapat dikaji dalam kaitan hubungan antara semantik dengan sosiologi, semantik juga mempunyai hubungan yang tidak lepas pentingnya dalam perkembangan ilmu bahasa secara khusus maupun perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Dapat dilihat bagaimana hubungan semantik dengan ilmu filsafat, dalam rangka mengkaji makna berdasarkan filosofisnya; semantik dengan ilmu antropologi, dalam kaitan mengkaji makna bahasa dalam unsur-unsur budaya; semantik dengan psikologi, dalam rangka kajian makna bahasa yang dikaitkan dengan situasi kejiwaan manusia pemakai bahasa; dan semantik dengan linguistik sebagai ilmu induknya, serta tidak menuntut kemungkitan semantik dapat berhubungan dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dalam rangka menemukan makna-makna bahasa dalam setiap bidang kehidupan.

B. Ilmu Makna

Makna merupakan aspek penting dalam sebuah bahasa karena dengan makna maka sebuah komunikasi dapat terjadi dengan lancar dan saling dimengerti. Tetapi seandainya para pengguna bahasa dalam bertutur satu sama lain tidak saling mengerti makna yang ada dalam tuturannya maka tidak mungkin tuturan berbahasa bisa berjalan secara komunikatif. Di sini dituntut antara penutur dan lawan tuturnya harus saling mengerti makna bahasa yang mereka tuturkan.
Di dalam semantik, istilah makna, dalam bahasa Inggris sense dibedakan dari ‘arti’, dalam bahasa Inggris meaning. Arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata tersebut yang cenderung terdapat di dalam kamus sebagai leksem. Kadang-kadang kita melihat makna kata dari kamus yang sebenarnya adalah makna leksikal, atau keterangan dari leksem itu sendiri. makna suatu kata tidak hanya mengandung makna leksikal saja tetapi menjangkau kesatuan bahasa yang lebih luas. Makna kata tidak lepas dari makna kata yang lainnya merupakan makna gramatikal yang sesuai dengan hubungan antarunsur-unsurnya. Terkadang kita tidak puas ketika mencari makna sebuah kata, terutama makna idiom, peribahasa, majas, metapora, maupun ungkapan.
Aspek makna terdiri atas empat, yaitu pengertian, perasaan, nada, dan tujuan. Keempat aspek makna tersebut dapat dipertimbangkan melalui pemahaman makna dalam proses komunikasi sebuah tuturan. Makna pengertian dapat kita terapkan di dalam komunikasi sehari-hari yang melibatkan tema, sedangkan makna perasaan, nada, dan tujuan dapat kita pertimbangkan melalui penggunaan bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.
Medan makna adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian bidang kehidupan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan, sedangkan komponen makna adalah satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau ujaran dalam suatu komunikasi. Kata-kata atau leksem-leksem dalam sebuah medan makna atau satu medan leksikal dapat dianalisis dengan menggunakan analisis komponen makna atau analisis ciri-ciri makna atau analisis ciri-ciri leksikal.

Friday, 2 November 2012

Johor pun ada dialek



Johor terkenal dengan suku-suku seperti Jawa, Bugis, Banjar, Melayu dan beberapa suku kecil yang lain. Keunikan ini telah memperlihat pelbagai budaya yang berbeza-beza. Antara keunikan-keunikannya adalah dari segi makanan, perayaan, adat dan kepercayaan. Saya sendiri daripada suku Bugis yang diperturunkan daripada keturunan sebelah ayah. Ibu saya pula campuran Jawa-Melayu. Oleh itu, serba sedikit saya mempelajari budaya kedua-dua suku.
     Di sini saya ingin berkongsi antara budaya-budaya yang ada di Johor. Apabila terdapat kenduri-kendara di kampung saya, saya bersama saudara-saudara dan orang kampung akan bekerjasama menjayakan kenduri itu. Selalunya di sini masyarakat memanggil gotong-royong itu dengan nama "rewang". "Rewang" ini termasuklah dalam kenduri perkahwinan, kenduri tahlil, upacara potong jambul mahupun upacara-upacara seumpamanya. Selain itu, dalam budaya Bugis, apabila tiba musim perayaan, makanan tradisi "burasak" dan "lepat" menjadi santapan utama. Namun, saya menetap di luar kebudayaan suku-suku ini. Apabila sesekali balik kampung dan bertandang ke rumah arwah atuk, barulah saya merasai budaya mereka yang sebenar.
     Dalam berbicara mengenai dialek, masyarakat Johor juga mempunyai dialek yang tersendiri. Walaupun masyarakat Johor dilihat banyak menggunakan bahasa baku, namun sesetengah tempat terdapat penggunaan istilah tertentu. Oleh itu, sesetengah masyarakat Johor juga tidak menggunakan bahasa baku sepenuhnya. Jeda dan struktur penyususnan kata juga mempunyai perbezaan dengan dialek negeri-negeri lain. Di sini, saya akan memberi contoh kata dan struktur ayat dialek Johor.
Contoh kata dialek Johor :
Almari - Gerobok
Selimut - Gebo
Selipar - Selipo
Kereta - Motoko (orang lama-lama dahulu)
Tukar - Tuko
Sabar - sabo

Contoh ayat :
Mak, tak pegi paso ke hari ni?
Emak tidak ke pasarkah hari ini?
Aku belom abis blajo lagi kat UPSI.
Saya belum habis belajar lagi di UPSI.

Adik aku slalu masok tido awal.
Adik saya selalu masuk tidur awal.

Akak  ngah bako sampah kat umah die.
Akak sedang bakar sampah dirumahnya.

     Oleh itu, variasi sesuatu bahasa itu hanya dikuasai oleh masayarakat yang mendiami kawasan tertentu. Namun, dari segi penggunaan iaitu dialek ini mungkin berbeza mengikut kumpulan sosial dan situasi yang digunakan.